A.
Perencanaan Pembelajaran
Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun.
Baik silabus, RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan
pembelajarannya memfasilitasi/berwawasan pendidikan karakter. Cara yang mudah
untuk membuat silabus, RPP, dan bahan ajar yang berwawasan pendidikan karakter
adalah dengan mengadaptasi silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah dibuat/ada
dengan menambahkan/mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang bersifat
memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadarinya pentingnya nilai-nilai, dan
diinternalisasinya nilai-nilai. Berikut adalah contoh model silabus,
RPP, dan bahan ajar yang telah mengintegrasikan pendidikan karakter ke
dalamnya.
1.
Silabus
Silabus dikembangkan dengan rujukan utama Standar
Isi (Permen Diknas nomor 22
tahun 2006). Silabus
memuat SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang dirumuskan di dalam silabus pada dasarnya
ditujukan untuk memfasilitasi peserta didik menguasai SK/KD. Agar juga
memfasilitasi terjadinya pembelajaran yang membantu peserta didik mengembangkan
karakter, setidak-tidaknya perlu dilakukan perubahan pada tiga komponen silabus
berikut:
a. Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan
pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter
b. Penambahan dan/atau modifikasi indikator
pencapaian sehingga ada indicator yang terkait dengan pencapaian peserta didik
dalam hal karakter
c. Penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian
sehingga ada teknik penilaian yang dapat mengembangkan dan/atau mengukur
perkembangan karakter
Penambahan dan/atau adaptasi kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian, dan teknik penilaian harus memperhatikan kesesuaiannya
dengan SK dan KD yang harus dicapai oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian, dan teknik penilaian yang ditambahkan dan/atau hasil
modifikasi tersebut harus bersifat lebih memperkuat pencapaian SK dan KD tetapi
sekaligus mengembangkan karakter. Contoh model silabus yang dimaksud dapat
dilihat pada Lampiran 1.
2.
RPP
RPP disusun berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan oleh sekolah. RPP
secara umum tersusun atas SK, KD, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian. Seperti yang terumuskan pada silabus, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber
belajar, dan penilaian yang dikembangkan di dalam RPP pada dasarnya dipilih
untuk menciptakan proses pembelajaran untuk mencapai SK dan KD. Oleh karena
itu, agar RPP memberi petunjuk pada guru dalam menciptakan pembelajaran yang
berwawasan pada pengembangan karakter, RPP tersebut perlu diadaptasi. Seperti
pada adaptasi terhadap silabus, adaptasi yang dimaksud antara lain meliputi:
a. Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan
pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter
b. Penambahan dan/atau modifikasi indikator
pencapaian sehingga ada indicator yang terkait dengan pencapaian peserta didik
dalam hal karakter
c. Penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian
sehingga ada teknik penilaian yang dapat mengembangkan dan/atau mengukur
perkembangan karakter
Contoh model RPP dapat dilihat pada Lampiran 2.
3.
Bahan/buku ajar
Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang
paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses
pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan
penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan
adaptasi yang berarti.
Melalui program Buku Sekolah Elektronik (BSE) atau
buku murah, dewasa ini Depdiknas telah membeli hak cipta sejumlah buku ajar
dari hampir semua mata pelajaran yang telah memenuhi kelayakan pemakaian
berdasarkan penilaian BSNP dari para penulis. Guru dianjurkan menggunakan
buku-buku tersebut dalam proses pembelajaran. Untuk membantu sekolah mengadakan
buku-buku tersebut, pemerintah telah memberikan BOS Buku kepada sekolah.
Walaupun buku-buku tersebut telah memenuhi sejumlah
kriteria kelayakan - yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafika –
bahan-bahan ajar tersebut masih belum secara memadai mengintegrasikan
pendidikan karakter di dalamnya. Apabila guru sekedar mengikuti atau
melaksanakan pembelajaran dengan berpatokan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran
pada buku-buku tersebut, pendidikan karakter secara memadai belum berjalan.
Oleh karena itu, sejalan dengan apa-apa yang telah dirancang pada silabus dan
RPP yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu diadaptasi. Adaptasi
yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara menambah
kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Cara lainnya
adalah dengan mengadaptasi atau mengubah kegiatan belajar pada buku ajar
yang dipakai.
Sebuah kegiatan belajar (task), baik secara
eksplisit atau implisit terbentuk atas enam komponen. Komponen-komponen yang
dimaksud adalah:
2.
Input
3.
Aktivitas
4. Setting
5.
Peran guru
6.
Peran peserta didik
Dengan demikian, perubahan/adaptasi kegiatan belajar
yang dimaksud menyangkut perubahan pada komponen-komponen tersebut.
Secara umum, kegiatan belajar yang potensial dapat
mengembangkan karakter peserta didik memenuhi prinsip-prinsip atau kriteria
berikut.
Tujuan
Dalam hal tujuan, kegiatan belajar yang menanamkan
nilai adalah apabila tujuan kegiatan tersebut tidak hanya berorientasi pada
pengetahuan, tetapi juga sikap. Oleh karenanya, guru perlu menambah orientasi
tujuan setiap atau sejumlah kegiatan belajar dengan pencapaian sikap atau nilai
tertentu, misalnya kejujuran, rasa percaya diri, kerja keras, ketabahan,
kesabaran, saling menghargai, dan sebagainya.
1.
Input
Input dapat didefinisikan sebagai bahan/rujukan bagi
peserta didik sebagai titik tolak dilaksanakan aktivitas belajar. Input
tersebut dapat berupa teks lisan maupun tertulis, grafik, diagram, gambar,
model, charta, benda sesungguhnya, film, dan sebagainya. Input yang dapat
memperkenalkan nilai-nilai adalah yang tidak hanya menyajikan subject matter, tetapi yang juga
menguraikan nilai-nilai yang terkait dengan subject
matter tersebut.
2.
Aktivitas
Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh
peserta didik (bersama dan/atau tanpa guru) dengan input belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dapat membantu peserta didik
menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitas-aktivitas yang antara lain
mendorong terjadinya autonomous learning
dan bersifat learner-centered.
Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous
learning dan berpusat pada siswa secara otomatis akan membantu siswa
memperoleh banyak nilai. Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki
sifat-sifat demikian antara lain diskusi, eksperimen, pengamatan/observasi, debat,
presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek.
3. Setting
Setting berkaitan dengan kapan dan di mana kegiatan
dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu, berpasangan, atau dalam
kelompok. Masing-masing setting
berimplikasi terhadap nilai-nilai yang terdidik. Setting waktu penyelesaian tugas yang pendek (sedikit), misalnya
akan menjadikan peserta didik terbiasa kerja dengan cepat sehingga menghargai
waktu dengan baik. Sementara itu kerja kelompok dapat menjadikan siswa
memperoleh kemampuan bekerjasama, saling menghargai, dan lain-lain.
Peran guru
Peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar
biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran guru
pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan
secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran guru pada
kebanyakan kegiatan pembelajaran apabila buku guru tidak tersedia.
Peran guru yang memfasilitasi diinternalisasinya
nilai-nilai oleh siswa antara lain guru sebagai fasilitator, motivator,
partisipan, dan pemberi umpan balik. Mengutip ajaran Ki Hajar Dewantara, guru
yang dengan efektif dan efisien mengembangkan karakter siswa adalah mereka yang
ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani.
4.
Peran peserta didik
Seperti halnya dengan peran guru dalam kegiatan
belajar pada buku ajar, peran siswa biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit
juga. Pernyataan eksplisit peran siswa pada umumnya ditulis pada buku petunjuk
guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan
inferensi terhadap peran siswa pada kebanyakan kegiatan pembelajaran.
Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal,
menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter, peserta didik harus diberi
peran aktif dalam pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai
partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan
eksperimen, pelaksana proyek, dsb.
Contoh bahan ajar yang mengintegrasikan pendidikan
karakter dapat dilihat pada Lampiran 3.
B.
Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan
nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Sebagaimana disebutkan di depan,
prinsip-prinsip Contextual Teaching and
Learning disarankan diaplikasikan pada semua tahapan pembelajaran karena
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sekaligus dapat memfasilitasi
terinternalisasinya nilai-nilai. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses
pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilai-nilai bagi peserta didik. Diagram 2.1 berikut menggambarkan penanaman
karakter melalui pelaksanaan pembelajaran.
Diagram 2.1: Penanaman Karakter
melalui Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Berdasarkan
Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru:
a.
menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b.
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari;
c.
menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
d.
menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk
mengenalkan nilai, membangun kepedulian akan nilai, dan membantu internalisasi
nilai atau karakter pada tahap pembelajaran ini. Berikut adalah beberapa
contoh.
a.
Guru datang tepat
waktu (contoh nilai yang ditanamkan:
disiplin)
b.
Guru mengucapkan
salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas (contoh nilai yang
ditanamkan: santun, peduli)
c.
Berdoa sebelum
membuka pelajaran (contoh nilai yang
ditanamkan: religius)
d.
Mengecek kehadiran
siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin)
e.
Mendoakan siswa
yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya (contoh nilai yang
ditanamkan: religius, peduli)
f.
Memastikan bahwa
setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)
g.
Menegur siswa yang
terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, santun,
peduli)
h.
Mengaitkan
materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter
i.
Dengan merujuk pada
silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang hendak
dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD
2.
Inti
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007, kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap, yaitu
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi peserta
didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan
mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pada tahap elaborasi, peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan
kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan
sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Pada tahap konfirmasi, peserta didik
memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan, atau keberterimaan dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa.
Berikut beberapa ciri proses pembelajaran pada tahap
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang potensial dapat membantu siswa
menginternalisasi nilai-nilai yang diambil dari Standar Proses.
a.
Eksplorasi
1)
Melibatkan
peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi
yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar
dari aneka sumber (contoh nilai yang
ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama)
2)
Menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang
ditanamkan: kreatif, kerja keras)
3)
Memfasilitasi
terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan:
kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)
4)
Melibatkan
peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang
ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
5)
Memfasilitasi
peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang
ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)
b.
Elaborasi
1)
Membiasakan
peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif,
logis)
2)
Memfasilitasi
peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan:
kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
3)
Memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya
diri, kritis)
4)
Membiasakan
peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif,
logis)
5)
Memfasilitasi
peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan:
kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
6)
Memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya
diri, kritis)
7)
Memfasilitasi
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang
ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
8)
Memfasilitasi
peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang
ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
9)
Memfasilitasi
peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan:
jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
10) Memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang
ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
11) Memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang
ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
12) Memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling
menghargai, mandiri, kerjasama)
c.
Konfirmasi
1)
Memberikan
umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan:
saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
2)
Memberikan
konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis,
kritis)
3)
Memfasilitasi
peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan
dan kekurangan)
4)
Memfasilitasi
peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan sikap, antara lain dengan guru:
a)
berfungsi
sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang
ditanamkan: peduli, santun);
b)
membantu
menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);
c)
memberi
acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang
ditanamkan: kritis);
d)
memberi
informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan:
cinta ilmu); dan
e)
memberikan
motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli,
percaya diri).
3.
Penutup
Dalam
kegiatan penutup, guru:
a.
bersama-sama
dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan:
mandiri, kerjasama, kritis, logis);
b.
melakukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, mengetahui
kelebihan dan kekurangan);
c.
memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai,
percaya diri, santun, kritis, logis);
d.
merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan
e.
menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
internalisasi nilai-nilai terjadi dengan lebih intensif selama tahap
penutup.
a.
Selain simpulan yang terkait
dengan aspek pengetahuan, agar peserta didik difasilitasi membuat pelajaran
moral yang berharga yang dipetik dari pengetahuan/keterampilan dan/atau proses
pembelajaran yang telah dilaluinya untuk memperoleh pengetahuan dan/atau
keterampilan pada pelajaran tersebut.
b.
Penilaian tidak hanya mengukur
pencapaian siswa dalam pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pada
perkembangan karakter mereka.
c.
Umpan balik baik yang terkait
dengan produk maupun proses, harus menyangkut baik kompetensi maupun karakter,
dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang ditunjukkan oleh siswa.
d.
Karya-karya siswa dipajang
untuk mengembangkan sikap saling menghargai karya orang lain dan rasa percaya
diri.
e.
Kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
diberikan dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan kemampuan
intelektual, tetapi juga kepribadian.
f.
Berdoa
pada akhir pelajaran.
Ada beberapa hal lain yang perlu dilakukan oleh guru
untuk mendorong dipraktikkannya nilai-nilai. Pertama, guru harus merupakan
seorang model dalam karakter. Dari awal hingga akhir pelajaran, tutur kata,
sikap, dan perbuatan guru harus merupakan cerminan dari nilai-nilai karakter
yang hendak ditanamkannya.
Kedua, pemberian reward
kepada siswa yang menunjukkan karakter yang dikehendaki dan pemberian punishment kepada mereka yang
berperilaku dengan karakter yang tidak dikehendaki. Reward dan punishment
yang dimaksud dapat berupa ungkapan verbal dan non verbal, kartu ucapan selamat
(misalnya classroom award) atau
catatan peringatan, dan sebagainya. Untuk itu guru harus menjadi pengamat yang
baik bagi setiap siswanya selama proses pembelajaran.
Ketiga, harus dihindari olok-olok ketika ada siswa
yang datang terlambat atau menjawab pertanyaan dan/atau berpendapat kurang
tepat/relevan. Pada sejumlah sekolah ada kebiasaan diucapkan ungkapan Hoo … oleh siswa secara serempak saat
ada teman mereka yang terlambat dan/atau menjawab pertanyaan atau bergagasan
kurang berterima. Kebiasaan tersebut harus dijauhi untuk menumbuhkembangkan
sikap bertanggung jawab, empati, kritis,
kreatif, inovatif, rasa percaya diri, dan sebagainya.
Selain itu, setiap kali guru memberi umpan balik
dan/atau penilaian kepada siswa, guru harus mulai dari aspek-aspek positif atau
sisi-sisi yang telah kuat/baik pada pendapat, karya, dan/atau sikap siswa. Guru
memulainya dengan memberi penghargaan pada hal-hal yang telah baik dengan
ungkapan verbal dan/atau non-verbal dan baru kemudian menunjukkan
kekurangan-kekurangannya dengan ‘hati’. Dengan cara ini sikap-sikap saling
menghargai dan menghormati, kritis, kreatif, percaya diri, santun, dan
sebagainya akan tumbuh subur.
C. Evaluasi Pencapaian Belajar
Pada dasarnya authentic
assessment diaplikasikan. Teknik dan instrumen penilaian yang dipilih dan
dilaksanakan tidak hanya mengukur pencapaian akademik/kognitif siswa, tetapi juga
mengukur perkembangan kepribadian siswa. Bahkan perlu diupayakan bahwa teknik
penilaian yang diaplikasikan mengembangkan kepribadian siswa sekaligus.
Pedoman penilaian untuk lima kelompok mata pelajaran
yang diterbitkan oleh BSNP (2007) menyebutkan bahwa sejumlah teknik penilaian
dianjurkan untuk dipakai oleh guru menurut kebutuhan. Tabel 2.1 menyajikan
teknik-teknik penilaian yang dimaksud dengan bentuk-bentuk instrumen yang dapat
dikembangkan oleh guru.
Di antara teknik-teknik penilaian tersebut, beberapa
dapat digunakan untuk menilai pencapaian peserta didik baik dalam hal
pencapaian akademik maupun kepribadian. Teknik-teknik tersebut terutama observasi
(dengan lembar observasi/lembar pengamatan), penilaian diri (dengan lembar
penilaian diri/kuesioner), dan penilaian antarteman (lembar penilaian antarteman).
Tabel 2.1. Teknik dan bentuk instrumen penilaian
Teknik Penilaian
|
Bentuk Instrumen
|
Tes Tertulis
|
· Pilihan ganda
· Benar-salah
· Menjodohkan
· Pilihan singkat
· Uraian
|
Tes Lisan
|
· Daftar pertanyaan
|
Tes Kinerja
|
· Tes tulis keterampilan
· Tes identifikasi
· Tes simulasi
· Tes uji petik kerja
|
Penugasan individual atau kelompok
|
·
Pekerjaan
rumah
· Proyek
|
Observasi
|
· Lembar observasi/lembar pengamatan
|
Penilaian portofolio
|
· Lembar penilaian portofolio
|
Jurnal
|
· Buku catatan jurnal
|
Penilaian diri
|
· Lembar penilaian diri/kuesioner
|
Penilaian antarteman
|
· Lembar penilaian antarteman
|
Berikut adalah contoh instrumen (penilaian
diri) yang dapat dipakai, diadaptasi, dan dikembangkan lebih lanjut oleh
sekolah dalam melakukan penilaian.
How
much do you improve in the following aspects after learning the materials in
this unit? Put a tick (√) in the appropriate box.
No.
|
Aspect
|
Very Much
|
Much
|
Little
|
1.
|
Asking for
opinions
|
|
|
|
2.
|
Giving opinions
|
|
|
|
3.
|
Asking about
facts
|
|
|
|
4.
|
Giving facts
|
|
|
|
5.
|
Patience
|
|
|
|
6.
|
Independence
|
|
|
|
7.
|
Confidence
|
|
|
|
8.
|
… .
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment