Thursday, 8 November 2012
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
USAHA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW BIDANG STUDI MATEMATIKA “ BANGUN RUANG ( VOLUME TABUNG ) “ SISWA KELAS VI SDN TIRTOBINANGUN IV , KEC. PATIHANROWO, KAB. NGANJUK, TAHUN PELAJARAN 2011-2012.
Disusun untuk mengikuti PLPG
Tahun 2012
Oleh
SUWATININGSIH, S.Pd.SD
NIP. 19640730 198504 2 002
SEKOLAH DASAR NEGERI TIRTOBINANGUN IV
UPTD PENDIDIKAN TK, SD DAN PLB
KECAMATAN PATIHANROWO
KABUPATEN NGANJUK
A. JUDUL PENELITIAN
Usaha Meningkatkan Keaktifan Belajar Kelompok Dengan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Bidang Studi Matematika “ Bangun Ruang ( Volume Tabung ) “ Siswa Kelas VI SDN Tirtobinangun IV , Kec. Patihanrowo, Kab. Nganjuk, Tahun Pelajaran 2011-2012.
B. BIDANG KAJIAN
Penelitian ini disusun untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti dengan fokus masalah yakni: Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Belajar Kelompok Dan Menjawab Pertanyaan Tingkat Lanjut Yang Bersifat Pemahaman Materi Dengan Metode Diskusi Jigsaw.
C. PENDAHULUAN
Pada awal pembelajaran terungkap bahwa guru kurang memperhatikan kesiapan siswa dalam berdiskusi, kegiatan untuk memilih anggota kelompok yang heterogen memang perlu dilakukan supaya diskusi lebih bervariasi dan hal tersebut kurang dilakukan guru. Siswa kurang aktif dikarenakan siswa yang pemikirannya lemah yang tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya didalam kelompok tersebut, serta siswa yang pandai memonopoli hasil dari kelompok dengan jawabannya sendiri. Dengan demikian siswa yang kurang pandai cenderung pasif dan ramai dengan mengganggu kelompoknya ataupun kelompok lainnya.
Untuk mendesain kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien dalam setiap materi pelajaran memerlukan metode penyampaian yang tepat dan pengorganisasian materi yang tepat. Metode pembelajaran hendaknya berprinsif pada belajar aktif sehingga dalam proses belajar dan perhatian pembelajaran utama ditujukan kepada siswa yang belajar, oleh karena itu guru harus dapat menggunakan berbagai macam metode dan pengorganisasian materi dengan tepat.
Metode pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran jigsaw, discovery, inquiry, eksperimen, dan brainstorming. Metode yang diharapkan agar siswa mampu menemukan dan memahami konsep atau prinsip secara cooperative learning adalah metode pembelajaran Jigsaw. Seperti pemikiran di atas maka pengajaran di dalam kelas juga memiliki aspek yang sama, berdasarkan prinsip saling ketergantungan. Setiap siswa mempunyai kemampuan serta cara berfikir sendiri dalam menyelesaikan masalah. Pendekatan jigsaw dikembangkan untuk memberikan satu cara untuk membuat kelas sebagai suatu komunitas belajar yang saling menghargai terhadap kemampuan masing-masing siswa.
Sejalan dengan itu metode Jigsaw di sekolah dasar kiranya merupakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan siswa, sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan, penalaran, dan keterampilannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Selain itu berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti sendiri selama ini proses pembelajaran Matematika di sekolah dasar jarang/belum menggunakan metode Jigsaw. Hasil belajar/kompetensi belajar merupakan hasil dari suatu usaha kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang dipelajari. Hasil belajar dalam proses belajar dan pembelajaran dapat dipandang sebagai barometer keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran tertentu maupun sebagai ukuran keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar pembelajaran. Hasil belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gagne (Nana Sudjana 2002:45-46) mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar yakni: 1) verbal information, 2) intelektual skill, 3) cognitive, 4) attitude, 5) motor skill.
D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Bagaimana wujud penerapan metode Jigsaw agar keaktifan siswa kelas VI SDN Tirtobinangun IV dalam belajar kelompok dapat ditingkatkan ?
2. Bagaimana cara penerapan metode Jigsaw agar kemampuan menjawab pertanyaan tingkat lanjut dalam tes/ kuis pada tahap akhir penilaian siswa dapat ditingkatkan ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan kegiatan penelitian ini adalah:
1. Dengan metode Jigsaw menggunakan kelompok ahli yang berasal dari kelompok asal yang bertugas untuk memahami tugas dan materi yang berbeda yang masing-masing anggota bertanggung jawab penuh terhadap materi yang dibahas pada kelompok ahli yang nanti akhirnya akan disebarkan kekelompok asal. Yang nantinya siswa akan bertindak lebih aktif.
2. Dengan metode Jigsaw guru membimbing siswa dalam kelompok ahli untuk memahami tugas dan materi yang berbeda dengan berdiskusi antar anggota kelompok ahli yang nantinya penyerapan materi lebih maksimal dan menjawab pertanyaan tingkat lanjut pada penilaian akhir yang berupa tes/ kuis dapat ditingkatkan.
F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru, sebagai masukan terutama dalam penggunaan metode belajar mengajar yang efektif sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga nilai hasil kerja siswa diatas KKM yang telah ditentukan guru pada awal semester.
3. Bagi peneliti, untuk mengembangkan cara mengajarnya menjadi lebih variatif serta kondusif dalam pengelolaan kelas dan peka terhadap masalah – masalah siswa didalam pembelajaran.
4. Bagi sekolah, untuk meningkatkan kwalitas output siswa ketika siswa menginjak pada pendidikan yang lebih tinggi.
5. Bagi pengembangan ilmu pendidikan, dapat digunakan sebagai acuan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar-mengajar.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut.
1. Penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui diskusi kelompok.
2. Metode Jigsaw dalam pembelajaran Matematika kelas VI Sekolah Dasar dapat diimplementasikan.
G. KAJIAN PUSTAKA
Bambang Yulianto ( 2008 : 7 ), menyatakan ada berbagai model pengelolaan kelas yang lebih mengacu pada pembelajaran daripada pengajaran, yakni : Pengajaran Langsung ( Dirrect Instruction ), Pembelajaran Kontektual ( CTL ), Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning ), Pengajaran Quantum ( Quantum Teaching ), dan Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Instruction ).
Dalam mempelajari matematika siswa juga menghadapi masalah yang sering kali mereka tidak berhasil menyelesaikannya. Padahal menyelesaikan masalah matematika merupakan cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan matematika seseorang, terutama bagi mereka yang ingin berperan dalam pengembangan matematika dan penggunaanya ( Sutawijaya, 1998 ).
Model pembelajaran koopertif menuntut kerjasama dan saling bergantungnya siswa dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan, struktur tugas mengacu pada dua hal yaitu cara pembelajran diorganisasikan dan jenis kegiatan yang dilakukan siswa dalam kelas. Struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif terjadi apabila siswa dapat mencapai tujuan hanya jika siswa lain yang bekerja sama mencapai tujuan tersebut. Struktur penghargaan mengacu pada upaya individu membantu individu yng lain dalam memperoleh penghargaan ( Ibrahim, 2000 ). Dengan demikian, penghargaan individu merupakan penghargaan bersama ( kelompok ).
Metode pembelajaran kelompok Jigsaw merupakan metode diskusi yang menuntut siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas matematika yang dibebankan kepada siswa. Sehingga juga menuntut siswa didalam kelompok ahli untuk berpartisipasi aktif didalam memecahkan suatu persoalan. Langkah- langkah dalam berdiskusi dengan metode jigsaw sebagai berikut ini: Guru dalam hal ini memperbaiki pembelajarannya dengan metode Jigsaw yaitu pada tahap awal guru membentuk kelompok ( jumlahnya disesuaikan dengan jumlah topic yang akan dibahas ), misalnya lima kelompok. Masing-masing kelompok beranggotkan lima orang ( sesuai dengan jumlah kelompok ). Jumlah kelompok maupun anggotanya dapat dilipatkan. Masing-masing kelompok itu disebut kelompok asal. Selanjutnya, masing-masing anggota kelompok disebar membentuk 5 kelompok baru dengan satu anggota yang berasal dari 5 kelompok asal. Kelompok baru ini yang kemudian diberi nama kelompok ahli. Selanjutnya, lima kelompok ahli tersebut masing-masing diberi tugas yang berbeda. Selanjutnya, siswa melakukan diskusi dalam waktu yang telah ditentukan dalam kelompok ahli. Setelah memahami tugas dan materi, siswa kembali pada kelompok asal dan mereka berdiskusi dengan saling menyampaikan apa yang diperoleh dari kelompok ahli sebelumnya. Denga demikian, setiap siswa dalam kelompok tersebut mempelajari lima topic yang berbeda-beda. Tahap berikutnya guru memberikan tugas individual dan setelah dinilai secara klasikal/ oleh guru sendiri, penghargaan dapat diberikan, baik kepada kelompok ataupun perseorangan.
Kerangka Berpikir
Agar kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka tindakan pemecahan untuk meningkatkan efektifitas diskusi kelompok dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Jigsaw. Kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut.
H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
a. Lokasi
Dalam penulisan penelitian ini penulis mempergunakan siswa-siswi Kelas VI SDN Tirtobinangun IV, Desa Tirtobinangun, Kecamatan Patihanrowo, Kabupaten Nganjuk, yang berjumlah 20 orang.
b. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa/siswi Kelas VI SDN Tirtobinangun IV, memang memilik berbagai variasi potensi yang berbeda-beda hal ini dikarenakan banyak siswa-siswi Kelas VI SDN Tirtobinangun IV, memiliki latar belakang yang sangat bervariasi. Dikarenakan siswa-siswi Kelas VI SDN Tirtobinangun IV, mempunyai wali muridnya memiliki pekerjaan yang berbeda-beda: petani, pedagang, perangkat desa, dan wiraswasta. Serta memiliki berbedaan umur yang beragam, hal tersebut dikarenakan pada waktu awal masuk SD mereka rerata memiliki umur 5,5 tahun s/d 7 tahun.
2. Prosedur Penelitian
a) Rencana
Pada waktu melaksanakan penelitian, peneliti mengambil mapel matematika Kelas VI “ Bangun ruang “ sebagai materi ajar dalam pembelajaran. Penelitian tindakan ( Action research ). Perbaikan pembelajaran ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan diskusi siswa dengan pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsaw serta meningkatkan kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan tingkat lanjut yang bersifat pemahaman. Ini direncanakan berlangsung selama 2 siklus, berlangsung selama 2 kali pendampingan. Setiap kegiatan dilaksanakan setiap minggunya ( bulan Nopember pada minggu ke-1 dan minggu ke-2). Tahap-tahap kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap refleksi awal (basic reflection)
2. Siklus pertama meliputi :
a. Perencanaan siklus I ( Pembuatan RP Perbaikan I )
b. Pelaksanaan tindakan siklus I
c. Observasi siklus I
d. Refleksi siklus I
3. Siklus kedua meliputi
a. Perencanaan siklus II ( Pembuatan RP Perbaikan II )
b. Pelaksanaan tindakan siklus II
c. Observasi siklus II
d. Refleksi siklus II
4. Pembuatan Laporan PTK
b) Pelaksanaan
a. Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan PTK secara garis besar dikerjakan seperti berikut :
Dalam melaksanakan tindakan perbaikan kelas ( PTK ) ini guru dibantu dua orang kolaborator yang terus melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan peneliti. Refleksi dan diskusi tentang hasil perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru bersama observer yang dipandu oleh tutor.
Gambar 3.1 Tahap-tahap dalam PTK
(Sumber : IGAK Wardhani, dkk, 2007:2.4)
Gambar 3.1 Spiral PTK (Hopkins, 1993)
(Sumber : Hopkins dalam Supardi, 2006:105)
1. Metode pengumpulan data
Pada setiap siklus dalam laporan tindakan kelas ini peneliti menggunakan 3 metode dalam mengumpulkan data-data hasil dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu :
i. Data awal (basic reflection) diperoleh melalui studi dokumenter. Metode ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data siswa, yang dilihat dari rapor, buku induk dan catatan-catatan lainnya yang dapat menjadi data-data pendukung penelitian.
ii. Data awal (basic reflection) kedua yaitu diperoleh dari wawancara. Wawancara ini dapat dilakukan kepada kolabolator-kolabolator penelitian yang selalu mengamati dan meneliti tindakan guru.
iii. Data tindakan diperoleh melalui kegiatan pengamatan.
2. Metode analisa data
A. Analisis data
Pada penelitian ini peneliti mempergunakan analisis prosentasi dan kecenderungan memusat.
B. Observasi
Untuk mengetahui hasil penelitian ini maka penulis menggunakan bentuk tindakan atau observasi kepada 20 siswa Kelas VI SDN Tirtobinangun IV, Desa Tirtobinangun, Kecamatan Patihanrowo dengan menggunakan pembelajaran kooperatif meliputi :
1. Suasana belajar siswa yang kooperatif
Yaitu siswa melakukan pengalaman, interaksi, komunikasi dan refleksi.
2. Sikap guru yang menerapkan belajar kooperatif dalam pembelajaran
3. Ruang kelas yang menunjang belajar kooperatif.
b. Prosedur umum pembelajaran
Prosedur umum pembelajaran mencakup tiga tahapan pembelajaran yaitu : awal, inti, dan penutup. Tahap awal bertujuan untuk mengekplorasi pengetahuan awal siswa (appersepsi) dan memberikan motivasi siswa tentang materi yang akan dipelajari. Pada tahap inti guru mengajak siswa dalam mendalami cakupan materi dengan berbagai metode yang dilakukan dan membimbing siswanya dalam berdiskusi kelompok dengan metode jigsaw dan melatih siswa aktif dalam merespon pertanyaan tingkat lanjut yang bersifat pemahaman oleh guru. Kegiatan penutup yaitu pemberian evaluasi, rangkuman pelajaran, tindak lanjut, serta refleksi.
c. Prosedur khusus pembelajaran
Siklus I
Tahap awal :
Mengekplorasi pengetahuan awal siswa terhadap materi pelajaran yang telah dialami siswa pada pelajaran sebelumnya, pemberian informasi materi, tujuan pelajaran serta manfaat mempelajari materi tersebut.
Tahap inti :
Guru membimbing siswanya untuk berdiskusi tentang Bangun ruang dengan memberikan LK kepada kelompok dengan menggunakan metode jigsaw, dan guru mengamati proses kinerja siswa dalam kelompok baik dalam kerja dikelompok ahli maupun kelompok asal. Dan pembahasan beserta kelompok lain secara klasikal.
Kegiatan penutup :
Guru mengajak siswa memberikan kesimpulan dan flashback terhadap pembelajaran materi yang telah dilakukan, pemberian evaluasi dan tindak lanjut serta refleksi.
Siklus II
Tahap awal :
Guru bersama siswa mereview hasil kegiatan pembelajaran mapel matematika “ Bangun ruang “ pada siklus I. dan kemudian menanyakan keberhasilan pembelajaran kepada siswa tentang diskusi kemarin dan menanyakan mengapa siswa pada pembelajaran siklus I kurang dapat menjawab pertanyaan tingkat lanjut yang bersifat pemahaman.
Tahap inti :
Guru memberikan materi dengan ceramah serta menyelingi penjelasan dengan memberikan pertanyaan yang bersifat dasar yang menuntun siswa untuk dapat menjawab pertanyaan tingkat lanjut nantinya, mengajak siswa melakukan diskusi dengan jigsaw dan memberikan LK dengan pertanyaan yang bersifat pemahaman.
Kegiatan penutup :
Guru mengajak siswa memberikan kesimpulan dan flashback terhadap pembelajaran materi yang telah dilakukan, pemberian evaluasi dan tindak lanjut serta refleksi.
I. JADWAL PENELITIAN
Setiap kegiatan di dalam penyusunan laporan PTK memerlukan jadwal yang dipakai untuk peneliti dalam melaksankan penelitiannya. Penelitian mempergunakan 2 siklus penelitian yaitu: pada Semester I tahun 2011 / 2012 yang dimulai pada bulan Nopember 2011. Dengan bahan penelitian penggunaan metode diskusi Jigsaw tentang “ Bangun ruang (Volume Tabung)“ Mapel Matematika.
Siklus I dilaksanakan pada 01 Nopember 2011
Siklus II dilaksanakan pada 08 Nopember 2011
Dengan uraian sebagai berikut :
No. Tanggal Uraian Kegiatan Keterangan
1. 29-10-2011 Perencanaan Penelitian Penyusunan proposal PTK
2. 31-10-2011 Persiapan Pelaksanaan PTK Pembuatan RPP, peraga, Lembar Kegiatan Siswa, format penilaian, daftar check list/ rubrik, lembar evaluasi, pre test, lembar pengamatan, dll
3. 01-11-2011
10-11-2011 Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan Siklus II Refleksi kekurangan dan kelebihan oleh peneliti &kolaborator.
Refleksi kekurangan dan kelebihan oleh peneliti &kolaborator
4. 16-11-2011 Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas Penulisan laporan PTK memerlukan waktu 2 minggu
J. BIAYA PENELITIAN
RENCANA ANGGARAN BIAYA
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SDN TIRTOBINANGUN IV, KECAMATAN PATIHANROWO, KABUPATEN NGANJUK
NO. Jenis Pengeluaran Biaya Keterangan
1. Pengadaan media peraga Rp. 116. 000 8 set peraga
2. Pengetikan rental Rp. 125. 000 2 mapel
3. HR Kolaborator Rp. 25. 000 -
4. Penjilidan PTK Rp. 75. 000 3 bendel
5. Fotocopy Rp. 88.000 PTK, LK, lembar evaluasi
6. Lain-lain Rp. 32. 000 -
Jumlah Rp. 461.000
K. PERSONALIA PENELITIAN
DAFTAR PENDAMPING PENELITI (Kolaborator)
1. Nama : …….
NIP : ……….
Tempat / Tanggal Lahir : ……..
Unit Kerja : .....
2. Nama : ….
NIP : -
Tempat / Tanggal Lahir : …..
Unit Kerja : ….
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PELAKSANA PTK
3. Nama :
NIP :
Tempat / Tanggal Lahir :
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Unit Kerja : SDN TIRTOBINANGUN IV
Status Keluarga : Kawin
Jumlah Anak : -
Pendidikan : S-1 PGSD
Alamat Rumah :
No. Telepon :
L. DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, Suharsimi, dkk.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.
2. Catur, Bambang S., S.Pd. 2007. Seminar tema “ Cooperatif Learning”. Divisi Litbang Sekolah Integral Luqman Al Hakim: Nganjuk.
3. Good.T.L dan Bropl.v, .I.E. 1990. Educational Psychology. A Realistic Approach. Plains, New York : Longman
4. Juanda Krisna W.. 2005. Laporan Studi Kasus SDN Madyopuro I Malang. Malang PGSD PP-II Universitas Negeri Malang: Malang.
5. Muhsetyo, Gatot. 2007. Pembelajaran Matemaika SD. Universitas Terbuka: Jakarta.
6. Nasution,S. 1987. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bina Aksra: Bandung.
7. Safari. 2004. Evaluasi Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
8. Suprayekti. 2004. Interaksi Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
9. Sourcebook For Science In Primary school. Mayenne:UNESCO Publishing
10. Trojcak. Doris. 1990. Developing a Competency for Sequencing Instruction. Dalam Developing Teacher Competencies. James Weigand. (Ed). "New Jersey.Printice-Hall. Inc.
11. Wardhani IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.
12. Wardhani IGAK. 2007. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Universitas Terbuka: Jakarta.
13. Wibawa, Basuki Dr. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
14. Winkel.1990. Psikologi Pengajaran. Gramedia: Jakarta.
15. Yuwana, Setya. 2009. Seminar tema “Peningkatan Mutu Pendidikan”. Universitas Negeri Surabaya: Surabaya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment