Tuesday, 25 December 2012

Contoh PTK Matematika Pemecahan Masalah Dengan Keterampilan Metakognitif UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF (APRILIANTI, Rosi – http://www.repository.upi.edu) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pemecehan masalah matematis dalam pembelajaran matematika merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Sebagaimana tercantum pada panduan KTSP untuk pelajaran matematika (BSNP, 2006), bahwa pembelajaran matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Selengkapnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemecahan Masalah Matematis Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari masalah. Untuk itu, harus mengetahui cara atau strategi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Begitupun dalam pembelajaran matematika, ada masalah dan cara penyelesainnya. Dalam hal ini masalah yang dimaksud adalah soal-soal yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa yaitu berupa soal tidak rutin bagi siswa, sehingga memerlukan keterampilan dalam menyelesaikan masalah tersebut yang disebut dengan kemampuan pemecahan masalah. Sebelum memahami lebih jauh tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam matematika, perlu diketahui apa yang dimaksud dengan masalah dalam matematika. Masalah merupakan hal yang relatif karena kemampuan setiap siswa itu berbeda. Jadi, suatu soal dapat dianggap masalah bagi seorang siswa, tetapi mungkin saja soal tersebut merupakan soal yang rutin bagi siswa yang lain. Hal tersebut ditegaskan oleh Ruseffendi (2006:335) bahwa masalah dalam matematika sebagai suatu persoalan yang siswa sendiri mampu menyelesaikannya tanpa menggunakan cara atau algoritma yang rutin. Selengkapnya BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada BAB ini akan diuraikan tentang metode penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Clasroom Action Research (CAR). Menurut Russeffendi ( Rosana, 2008:23) PTK merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman yang dilakukan selam proses pembelajaran matematika. PTK juga berangkat dari persoalan-persoalan yang dihadapi guru di kelas. Hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan secara langsung untuk kepentingan peningkatan kualitas kegiatan belajar-mengajar di kelas atau untuk peningkatan kualitas pembelajaran. PTK merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan oleh guru dengan arah dan tujuan yang jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dengan kata lain PTK ditujukan terutama untuk perbaikan proses belajar mengajar sehingga dapat memecahkan masalah dalam proses belajar dan hasil belajar. Selengkapnya BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci data hasil penelitian, analisis pengolahan data serta pembahasan dari seluruh hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan dalam kegiatan penelitian. A. Deskripsi dan Hasil Kegiatan Penelitian 1. Hasil Orientasi atau Observasi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi awal di sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu kelas VIII-B di SMP Negeri 1 Cikalongkulon kabupaten Cianjur. Observasi awal dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang akan dijadikan bahan penelitian. Peneliti melakukan observasi awal selama kurang lebih dua bulan, yaitu dari tanggal 7 September 2010 sampai dengan tanggal 26 Oktober 2010. Hal-hal yang dilakukan oleh peneliti selama masa observasi awal adalah melakukan pengajaran di kelas, wawancara dengan guru mata pelajaran matematika dan siswa mengenai proses pembelajaran matematika yang biasa diterapkan, kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, kemampuan matematis siswa dan minat siswa terhadap belajar matematika. Selama melakukan pengajaran, peneliti juga mengamati tingkat kemampuan matematis siswa dengan memberikan beberapa soal pemecahan masalah. Selengkapnya BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil tes formatif, tes sub sumatif, jurnal pembelajaran siswa, angket siswa, hasil diskusi dengan observer dan lembar observasi, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: Selengkapnya DAFTAR PUSTAKA Aisyah, A. 2006. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Selengkapnya


Contoh PTK Matematika Pemecahan Masalah Dengan Keterampilan Metakognitif
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF
(APRILIANTI, Rosi – http://www.repository.upi.edu)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan pemecehan masalah matematis dalam pembelajaran matematika merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Sebagaimana tercantum pada panduan KTSP untuk pelajaran matematika (BSNP, 2006), bahwa pembelajaran matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemecahan Masalah Matematis
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari masalah. Untuk itu, harus mengetahui cara atau strategi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Begitupun dalam pembelajaran matematika, ada masalah dan cara penyelesainnya. Dalam hal ini masalah yang dimaksud adalah soal-soal yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa yaitu berupa soal tidak rutin bagi siswa, sehingga memerlukan keterampilan dalam menyelesaikan masalah tersebut yang disebut dengan kemampuan pemecahan masalah. Sebelum memahami lebih jauh tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam matematika, perlu diketahui apa yang dimaksud dengan masalah dalam matematika. Masalah merupakan hal yang relatif karena kemampuan setiap siswa itu berbeda. Jadi, suatu soal dapat dianggap masalah bagi seorang siswa, tetapi mungkin saja soal tersebut merupakan soal yang rutin bagi siswa yang lain. Hal tersebut ditegaskan oleh Ruseffendi (2006:335) bahwa masalah dalam matematika sebagai suatu persoalan yang siswa sendiri mampu menyelesaikannya tanpa menggunakan cara atau algoritma yang rutin.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada BAB ini akan diuraikan tentang metode penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya.
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Clasroom Action Research (CAR). Menurut Russeffendi ( Rosana, 2008:23) PTK merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman yang dilakukan selam proses pembelajaran matematika. PTK juga berangkat dari persoalan-persoalan yang dihadapi guru di kelas. Hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan secara langsung untuk kepentingan peningkatan kualitas kegiatan belajar-mengajar di kelas atau untuk peningkatan kualitas pembelajaran. PTK merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan oleh guru dengan arah dan tujuan yang jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dengan kata lain PTK ditujukan terutama untuk perbaikan proses belajar mengajar sehingga dapat memecahkan masalah dalam proses belajar dan hasil belajar.


BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan secara rinci data hasil penelitian, analisis pengolahan data serta pembahasan dari seluruh hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan dalam kegiatan penelitian.
A. Deskripsi dan Hasil Kegiatan Penelitian
1. Hasil Orientasi atau Observasi Awal
Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi awal di sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu kelas VIII-B di SMP Negeri 1 Cikalongkulon kabupaten Cianjur. Observasi awal dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang akan dijadikan bahan penelitian. Peneliti melakukan observasi awal selama kurang lebih dua bulan, yaitu dari tanggal 7 September 2010 sampai dengan tanggal 26 Oktober 2010. Hal-hal yang dilakukan oleh peneliti selama masa observasi awal adalah melakukan pengajaran di kelas, wawancara dengan guru mata pelajaran matematika dan siswa mengenai proses pembelajaran matematika yang biasa diterapkan, kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, kemampuan matematis siswa dan minat siswa terhadap belajar matematika. Selama melakukan pengajaran, peneliti juga mengamati tingkat kemampuan matematis siswa dengan memberikan beberapa soal pemecahan masalah.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil tes formatif, tes sub sumatif,
jurnal pembelajaran siswa, angket siswa, hasil diskusi dengan observer dan
lembar observasi, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, A. 2006. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Investigasi
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF
(APRILIANTI, Rosi – http://www.repository.upi.edu)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan pemecehan masalah matematis dalam pembelajaran matematika merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Sebagaimana tercantum pada panduan KTSP untuk pelajaran matematika (BSNP, 2006), bahwa pembelajaran matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemecahan Masalah Matematis
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari masalah. Untuk itu, harus mengetahui cara atau strategi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Begitupun dalam pembelajaran matematika, ada masalah dan cara penyelesainnya. Dalam hal ini masalah yang dimaksud adalah soal-soal yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa yaitu berupa soal tidak rutin bagi siswa, sehingga memerlukan keterampilan dalam menyelesaikan masalah tersebut yang disebut dengan kemampuan pemecahan masalah. Sebelum memahami lebih jauh tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam matematika, perlu diketahui apa yang dimaksud dengan masalah dalam matematika. Masalah merupakan hal yang relatif karena kemampuan setiap siswa itu berbeda. Jadi, suatu soal dapat dianggap masalah bagi seorang siswa, tetapi mungkin saja soal tersebut merupakan soal yang rutin bagi siswa yang lain. Hal tersebut ditegaskan oleh Ruseffendi (2006:335) bahwa masalah dalam matematika sebagai suatu persoalan yang siswa sendiri mampu menyelesaikannya tanpa menggunakan cara atau algoritma yang rutin.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada BAB ini akan diuraikan tentang metode penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya.
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Clasroom Action Research (CAR). Menurut Russeffendi ( Rosana, 2008:23) PTK merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman yang dilakukan selam proses pembelajaran matematika. PTK juga berangkat dari persoalan-persoalan yang dihadapi guru di kelas. Hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan secara langsung untuk kepentingan peningkatan kualitas kegiatan belajar-mengajar di kelas atau untuk peningkatan kualitas pembelajaran. PTK merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan oleh guru dengan arah dan tujuan yang jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dengan kata lain PTK ditujukan terutama untuk perbaikan proses belajar mengajar sehingga dapat memecahkan masalah dalam proses belajar dan hasil belajar.


BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan secara rinci data hasil penelitian, analisis pengolahan data serta pembahasan dari seluruh hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan dalam kegiatan penelitian.
A. Deskripsi dan Hasil Kegiatan Penelitian
1. Hasil Orientasi atau Observasi Awal
Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi awal di sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu kelas VIII-B di SMP Negeri 1 Cikalongkulon kabupaten Cianjur. Observasi awal dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang akan dijadikan bahan penelitian. Peneliti melakukan observasi awal selama kurang lebih dua bulan, yaitu dari tanggal 7 September 2010 sampai dengan tanggal 26 Oktober 2010. Hal-hal yang dilakukan oleh peneliti selama masa observasi awal adalah melakukan pengajaran di kelas, wawancara dengan guru mata pelajaran matematika dan siswa mengenai proses pembelajaran matematika yang biasa diterapkan, kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, kemampuan matematis siswa dan minat siswa terhadap belajar matematika. Selama melakukan pengajaran, peneliti juga mengamati tingkat kemampuan matematis siswa dengan memberikan beberapa soal pemecahan masalah.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil tes formatif, tes sub sumatif,
jurnal pembelajaran siswa, angket siswa, hasil diskusi dengan observer dan
lembar observasi, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, A. 2006. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Investigasi

No comments:

Post a Comment